Terungkap! Jalan Tol Pertama di Indonesia: Sejarah yang Belum Banyak Diketahui!

Zulfa.biz.id Hai semoga perjalananmu selalu mulus. Pada Blog Ini aku ingin berbagi insight tentang Sejarah, Infrastruktur, Transportasi, Indonesia yang menarik. Catatan Informatif Tentang Sejarah, Infrastruktur, Transportasi, Indonesia Terungkap Jalan Tol Pertama di Indonesia Sejarah yang Belum Banyak Diketahui Dapatkan gambaran lengkap dengan membaca sampai habis.

1.1. 9 Maret 1978
2.1. 2.893 kilometer

Pada tahun 1955, seorang tokoh bernama Soediro mengajukan gagasan untuk menerapkan sistem jalan berbayar di kawasan Jalan Sudirman dan Jalan M.H. Thamrin. Usulan ini muncul karena anggaran yang dimiliki oleh pemerintah daerah Jakarta mulai menunjukkan tanda-tanda penipisan setelah proses pembangunan infrastruktur jalan tersebut. Setelah pembangunan jalan selesai, pemerintah pun mulai menimbang serius ide Soediro untuk menjadikan jalan-jalan ini sebagai jalan tol yang dikenakan biaya.

Menurut berita yang dipublikasikan oleh detikfinance, gagasan mengenai pembangunan jalan tol pertama kali diusulkan oleh Wali Kota Jakarta di era 1953 hingga 1960, yaitu Raden Soediro. Ide ini, meskipun telah ada sejak lama, baru mulai diimplementasikan pada tahun 1975, ketika pembangunan Tol Jagorawi dimulai. Untuk mendukung proyek ini, pemerintah memanfaatkan dana pinjaman dari lembaga internasional, USAID (United States Agency for International Development).

Seiring berjalannya waktu, sejarah pembangunan jalan tol di Indonesia mulai mencatatkan langkah pertamanya pada akhir tahun 1970-an. Ketika pembangunan Jakarta mengalami lonjakan dan pesat, kota ini semakin menghadapi tantangan kepadatan penduduk yang tinggi pada tahun 1960-an. Tol Jagorawi akhirnya diresmikan pada tanggal 9 Maret 1978 oleh Presiden Soeharto. Tol ini muncul sebagai jalur vital yang menghubungkan Jakarta dengan sejumlah kawasan seperti Cibubur, Citeureup, Bogor, dan Ciawi, dengan panjang keseluruhan mencapai 59 kilometer.

Setelah diresmikan, PT Jasa Marga mulai menerapkan tarif untuk penggunaan jalan tol Jagorawi. Dalam upaya memperlancar arus lalu lintas, proyek jalan Jakarta Bypass juga dibangun dari Cililitan menuju Tanjung Priok, kemudian dilanjutkan hingga ke Bogor dan Ciawi. Inisiatif dan ide-ide untuk melanjutkan proyek ini terus bermunculan, salah satunya dari Sutami yang mengusulkan untuk mengembalikan perhatian Presiden Soeharto pada proyek Jagorawi.

Pada tahun 1987, jalan tol Jagorawi resmi dikelola oleh PT Jasa Marga. Pada masa itu, tarif yang diberlakukan untuk penggunaan jalan tol ini adalah Rp13 per kilometer untuk kendaraan mobil sedan dan sejenisnya, serta Rp20 per kilometer untuk truk dan kendaraan besar lainnya. Hingga bulan Juni 2024, jaringan jalan tol di Indonesia terus berkembang, dengan panjang total ruas jalan tol mencapai 2.893 kilometer. Jaringan ini membentang dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Bali.

Dalam sejarahnya, Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) merupakan jalan bebas hambatan pertama yang dibangun di Indonesia. Tujuan utamanya adalah agar biaya operasional dan pemeliharaan jalan tersebut tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain itu, jalan tol ini juga memberikan akses yang mudah menuju berbagai destinasi wisata menarik yang terletak di Puncak.

Namun, tidak semua rencana berjalan mulus. Usulan pembangunan yang awalnya terancam ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) Jakarta pada waktu itu. Situasi politik dan kondisi ekonomi yang tidak stabil turut memperlambat pelaksanaan proyek Jagorawi, sehingga menyebabkan penangguhan yang cukup lama.

Dengan semua tantangan yang dihadapi, Tol Jagorawi tetap berdiri sebagai jalur penting dan ikonik dalam infrastruktur transportasi Indonesia, membantu mobilitas masyarakat dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah. Perkembangan jaringan jalan tol di tanah air menunjukkan bahwa, meskipun perjalanan panjangnya penuh liku, kemajuan selalu bisa dicapai dengan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak.