Hujan Bom Kembali Turun di Gaza: 200 Nyawa Melayang Setelah Gencatan Senjata Break
Zulfa.biz.id Assalamualaikum semoga harimu penuh berkah. Detik Ini saya ingin menjelaskan bagaimana Konflik, Gaza, Humanitarian Crisis, Gencatan Senjata, Dampak Perang berpengaruh. Artikel Terkait Konflik, Gaza, Humanitarian Crisis, Gencatan Senjata, Dampak Perang Hujan Bom Kembali Turun di Gaza 200 Nyawa Melayang Setelah Gencatan Senjata Break Pastikan Anda membaca hingga bagian penutup.
Kantor Media Pemerintah Gaza baru saja melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat konflik yang sedang berlangsung telah mencapai lebih dari 61.700. Mereka juga menyatakan bahwa ribuan warga Palestina yang masih hilang di bawah reruntuhan diyakini telah meninggal dunia. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi bahwa dia telah memberikan perintah kepada militer untuk mengambil tindakan tegas terhadap Hamas, yang dituduhnya menolak untuk membebaskan sandera.
Menurut pernyataan dari kelompok Palestina, Netanyahu dan pemerintahnya yang ekstremis telah melakukan langkah yang sangat mengkhawatirkan dengan membatalkan perjanjian gencatan senjata. Dalam situasi ini, tahanan di Gaza menghadapi nasib yang belum jelas. Negosiasi untuk tahap kedua dari kesepakatan yang akan membebaskan hampir 60 tawanan tersisa dan mendorong pembentukan gencatan senjata permanen telah terhenti, terutama karena desakan Israel untuk memperpanjang fase pertama hingga pertengahan April.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa 48.572 warga Palestina telah dipastikan tewas, sementara jumlah yang terluka mencapai 112.032 sejak awal serangan Israel pada 7 Oktober 2023. Di sisi lain, Hamas memandang serangan Israel sebagai pembatalan sepihak dari gencatan senjata yang telah dimulai pada 19 Januari. Ini menunjukkan bahwa situasi tetap tegang dan penuh ketidakpastian.
Seorang guru asal Gaza, Ahamed Abu Rizq, menyatakan bahwa dia dan keluarganya terbangun oleh suara serangan yang berlangsung di sekitar mereka. Sementara itu, seorang peneliti dari Middle East Council on Global Affairs, Mouin Rabbani, mengungkapkan keraguan mengenai apakah serangan itu merupakan tindakan terisolasi atau bagian dari kampanye yang lebih besar. Dalam beberapa laporan, serangan udara Israel telah menargetkan bangunan hunian, masjid, sekolah, dan lokasi penampungan pengungsi.
Menurut laporan Kantor Media Pemerintah Gaza yang dikutip oleh Al Jazeera, serangan udara Israel pada Selasa pagi, 18 Maret, telah menyebabkan lebih dari 200 warga Palestina tewas. Sebelum itu, Israel juga telah melancarkan serangan dari pesawat nirawak di Beit Lahiya, menghasilkan korban di mana sembilan orang tewas, termasuk tiga jurnalis pada tanggal 15 Maret.
Sebuah laporan dari CNN menyebutkan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dibagi menjadi tiga fase berbeda. Namun, upaya untuk mencapai kesepakatan semakin dipahami sulit, dengan Israel yang menandatangani perjanjian namun di saat bersamaan berencana untuk menolak pelaksanaannya. Rabbani menyebutnya sebagai perilaku yang terus berulang dari pemerintah Israel.
Dari laporan terkini, diketahui bahwa Israel sedang melancarkan serangan besar-besaran terhadap Gaza, yang berpotensi menghancurkan gencatan senjata yang sudah berjalan selama dua bulan antara kedua pihak. Fase pertama dari kesepakatan tersebut diperkirakan akan dimulai pada 19 Januari 2025 dan berlangsung selama enam minggu. Sumber medis melaporkan bahwa dari jumlah korban tewas, paling sedikit ada 77 orang di Khan Younis dan 20 orang di Kota Gaza.
Kantor Perdana Menteri Israel mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan bertindak dengan kekuatan militer yang lebih besar terhadap Hamas di masa mendatang. Dalam pengumuman tersebut, militer Israel menyebut bahwa serangan itu ditujukan khusus untuk menargetkan milisi Hamas. Namun, serangan tersebut menyebabkan ketakutan yang luar biasa di kalangan warga sipil Gaza. Banyak yang terpaksa mencari perlindungan di rumah sakit, bahkan menggendong potongan tubuh anggota keluarga mereka.
Di tengah ketidakpastian ini, Israel juga memutuskan akses bantuan kemanusiaan dan mematikan listrik di pabrik desalinasi air yang vital, sehingga mengancam pasokan air bersih untuk seluruh wilayah Gaza. Serangan Israel tidak hanya mengincar lokasi-lokasi di utara, tetapi juga menghantam area-area penting lainnya, termasuk Deir el-Balah dan Rafah.
Warga Gaza yang terjebak dalam kekacauan terus berusaha menghubungi keluarga dan teman-teman untuk memastikan keselamatan mereka. Di tengah serangkaian serangan yang terus berlangsung, Israel juga menghentikan semua bantuan ke Gaza sejak 2 Maret 2025, hanya beberapa jam setelah fase pertama gencatan senjata dengan Hamas berakhir. Dari perspektif Israel, fokus sekarang tertuju pada negosiasi tahap kedua yang diharapkan akan membawa gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan dari Jalur Gaza.
Begitulah uraian komprehensif tentang hujan bom kembali turun di gaza 200 nyawa melayang setelah gencatan senjata break dalam konflik, gaza, humanitarian crisis, gencatan senjata, dampak perang yang saya berikan Mudah-mudahan Anda mendapatkan manfaat dari artikel ini selalu berpikir kreatif dan jaga pola tidur. Sebarkan kebaikan dengan membagikan ke orang lain. semoga artikel lainnya juga menarik. Terima kasih.
✦ Tanya AI