• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Fakta Mengejutkan: Khong Guan, Hidangan Lebaran Favorit Kita, Ternyata Bukan Asli Indonesia!

img

Zulfa.biz.id Hai semoga perjalananmu selalu mulus. Di Blog Ini saya ingin berbagi tentang Fakta Menarik, Kuliner, Sejarah, Tradisi Lebaran yang bermanfaat. Catatan Artikel Tentang Fakta Menarik, Kuliner, Sejarah, Tradisi Lebaran Fakta Mengejutkan Khong Guan Hidangan Lebaran Favorit Kita Ternyata Bukan Asli Indonesia Jangan kelewatan simak artikel ini hingga tuntas.

    Table of Contents

Keduanya kemudian memutuskan untuk meresmikan hubungan dengan menikah dan kembali terjun ke dunia bisnis biskuit. Di dalam proses produksi, mereka mengimplementasikan sistem semi-otomatis yang unik, menggunakan rantai sepeda untuk memindahkan biskuit melalui jalur konveyor menuju oven bata. Fenomena ini menarik perhatian warganet, yang mulai menciptakan meme dari gambar tersebut, bahkan beberapa mempertanyakan keberadaan sang ayah yang terlibat dalam bisnis ini.

Sejak didirikan pada tahun 1947, Khong Guan telah menjadi bagian penting dalam industri makanan di Singapura, dengan pabrik pertamanya yang terletak di Jalan 18 Howard. Pendiri Khong Guan adalah dua bersaudara, yaitu Chew Choo Keng dan Chew Choo Han, yang merintis usaha ini dengan penuh dedikasi meskipun menghadapi banyak tantangan.

Pada masa perang, kedua bersaudara tersebut terpaksa menyiasati situasi sulit dengan berjualan garam dan sabun sebagai langkah untuk bertahan hidup. Dalam kondisi yang sangat menantang, mereka terus berinovasi dan akhirnya menemukan peluang dengan mengolah biskuit. Permintaan yang tinggi menjadikan produk biskuit Khong Guan terkenal tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di pasar internasional, termasuk Timur Tengah, Hong Kong, Jepang, Australia, Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat.

Biskuit Khong Guan dikenal sebagai camilan ikonik yang disajikan dalam perayaan Hari Raya Idulfitri. Saat Lebaran tiba, kaleng biskuit merah khas Khong Guan selalu terlihat di banyak rumah. Desain kaleng yang menarik, menampilkan gambar seorang ibu dan dua anaknya yang bersantai menikmati kue, juga sering menjadi perbincangan warganet.

Menurut informasi yang tersaji di laman resmi Khong Guan, asal-usul pendirinya merupakan imigran dari Fujian, Tiongkok, yang memutuskan untuk merantau ke Singapura pada tahun 1935. Dengan tekad kuat untuk memperbaiki nasib keluarga mereka yang tersisa di China, Keng dan Han mulai bekerja di sebuah pabrik biskuit lokal. Namun, invasi Jepang ke Singapura pada tahun 1942 memaksa mereka untuk melarikan diri ke Perak, Malaysia, di mana mereka terpaksa membuat biskuit sendiri karena persediaan bahan baku yang semakin menipis.

Segera setelah mereka mendapatkan kembali bahan baku, Han membeli mesin untuk memproduksi biskuit secara mandiri dan melakukan perbaikan. Berkat ketekunan dan kerja keras mereka, pada tahun 1947, resmi berdirilah Khong Guan Biscuit Factory (Singapore) Pte Ltd. Usaha yang dimulai dari nol ini perlahan berkembang menjadi perusahaan yang mendunia, dengan cabang dan mitra bisnis di negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Hong Kong, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

Chew Choo Han akhirnya memilih untuk pensiun pada Januari 2007, setelah mendukung pertumbuhan perusahaan selama bertahun-tahun. Meskipun beliau tidak lagi terlibat langsung, komitmen Khong Guan untuk menyediakan biskuit berkualitas tinggi terus berlanjut. Salah satu tokoh penting dalam industri ini adalah Hartono, yang dikenal sebagai konglomerat sekaligus pemilik perusahaan mi instan dan biskuit terkemuka di Indonesia dan Filipina, yaitu Monde Nissin. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa Hartono lahir di Indonesia dan kemudian tinggal di Filipina, menunjukkan jangkauan internasional dari bisnis yang telah mereka bangun.

Dengan sejarah yang kaya dan tradisi yang kuat, Khong Guan tidak hanya menjadi merek terkemuka, tetapi juga memiliki tempat khusus di hati konsumen, menciptakan ikatan emosional yang menghubungkan generasi ke generasi. Melalui perjalanan yang panjang dan penuh liku-liku, Khong Guan telah membuktikan bahwa dengan dedikasi dan inovasi, impian dapat menjadi kenyataan.

Sekian penjelasan detail tentang fakta mengejutkan khong guan hidangan lebaran favorit kita ternyata bukan asli indonesia yang saya tuangkan dalam fakta menarik, kuliner, sejarah, tradisi lebaran Mudah-mudahan tulisan ini membuka cakrawala berpikir Anda berpikir maju dan jaga kesejahteraan diri. Jika kamu suka Sampai jumpa lagi

Special Ads
© Copyright 2024 - Zulfa's Journey: Sharing Stories & Insights
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads