• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Demontrasi Besar-Besaran Menolak UU TNI Merebak di Seluruh Nusantara: Inilah Rangkuman Kejadian!

img

Zulfa.biz.id Semoga kebahagiaan menyertai setiap langkahmu. Dalam Tulisan Ini mari kita kupas tuntas fakta-fakta tentang Politik, Sosial, Militer, Isu Kontemporer, Demonstrasi. Ringkasan Informasi Seputar Politik, Sosial, Militer, Isu Kontemporer, Demonstrasi Demontrasi BesarBesaran Menolak UU TNI Merebak di Seluruh Nusantara Inilah Rangkuman Kejadian Pelajari seluruh isinya hingga pada penutup.

    Table of Contents

Pembahasan mengenai pengesahan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) baru-baru ini telah menimbulkan banyak polemik di kalangan masyarakat. Beberapa pihak menganggap bahwa revisi undang-undang ini akan memperkuat kekuatan superbody, di mana supremasi masyarakat sipil dapat dilemahkan. Hal ini menyebabkan kekhawatiran mendalam di berbagai lapisan masyarakat, yang merasa bahwa UU ini berpotensi mengerdilkan peran masyarakat sipil.

Pada tanggal 27 Maret, informasi yang diperoleh dari akun X @barengwarga menunjukkan bahwa mahasiswa dan elemen masyarakat sipil kembali melakukan aksi unjuk rasa. Mereka merasa bahwa pengesahan UU TNI yang baru ini membuat ketidakadilan dan ketidakpuasan di dalam masyarakat semakin memuncak. Dalam aksi tersebut, kelompok yang menamakan diri Warga Sipil menggelar demonstrasi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Mahasiswa dan masyarakat sipil yang terlibat dalam aksi tersebut menyatakan rasa kecewa yang mendalam atas tindakan represif aparat terhadap mereka. Koordinator aksi dari Front Mahasiswa Nasional cabang Bandung Raya, Ainun Mardiah, menyampaikan tuntutan untuk membatalkan UU TNI yang baru saja disahkan. Sementara itu, seorang koordinator lain, Vita, menegaskan penolakan mereka terhadap segala bentuk teror yang dialami oleh jurnalis dan masyarakat awam.

Dalam demonstrasi tersebut, Ahmad Siddiq, seorang perwakilan massa, dengan tegas menyampaikan harapannya agar DPR mencabut RUU TNI yang baru saja disetujui. Dia meminta DPR untuk menarik kembali pengesahan yang telah dilakukan sebelumnya. Di lokasi lainnya, mahasiswa di Majalengka juga menggelar aksi serupa, mengungkapkan keinginan untuk melindungi rekan-rekan mereka dari kekerasan aparat.

Aksi penolakan terhadap UU TNI tidak hanya dilakukan di satu tempat. Pada tanggal 20 Maret, demonstrasi terjadi di depan gedung DPR. Di Bandung, mahasiswa meneriakkan suara mereka di depan Gedung DPRD Jawa Barat, mendesak pemerintah untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) ke arah pembatalan UU TNI. Mereka juga bertindak tegas dengan aksi orasi, sebagian besar di halaman Pemprov Jawa Tengah.

Kesatuan suara mahasiswa dan masyarakat sipil tersebut menunjukkan bahwa pengesahan UU TNI merupakan isu yang sangat sensitif dan kontroversial di masyarakat Indonesia. Mereka mengekspresikan penolakan terhadap revisi UU TNI, dengan harapan bahwa suara mereka terdengar oleh pemerintah. Tindakan ini menjadi simbol perjuangan mereka untuk keadilan dan supremasi sipil di negara ini.

Peserta aksi mengenakan pakaian hitam sebagai tanda duka dan menuntut pengembalian supremasi sipil. Anwar Yusuf, salah satu peserta, menekankan bahwa revisi UU TNI mungkin dapat menghidupkan kembali fungsi dwifungsi TNI, yang sangat ditakutkan oleh banyak elemen masyarakat. Di tengah aksi, situasi sempat memanas ketika massa melemparkan petasan ke dalam gedung dewan dan membakar ban sebagai bentuk protes.

Kekhawatiran atas transparansi pembahasan RUU TNI semakin meningkat. Berita terbaru melaporkan bahwa setidaknya tiga orang mengalami luka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit akibat aksi tersebut. Demonstrasi ini dilakukan hampir sepanjang malam, dan meskipun tidak ada perwakilan dari DPR yang menemui massa, semangat demonstran tetap kental.

Pada hari yang sama, di Semarang, aliansi BEM Semarang Raya melakukan aksi dengan tujuan yang sama: pencabutan UU TNI. Para mahasiswa meneriakkan seruan agar TNI kembali ke barak dan mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap keputusan DPR.

Gerakan mahasiswa dan masyarakat sipil untuk menolak UU TNI terus berlangsung di berbagai daerah, menciptakan momentum penting dalam sejarah pergerakan sosial di Indonesia. Mereka menggenggam harapan kuat akan adanya perubahan dan keadilan melalui partisipasi aktif masyarakat dalam proses legislasi. Pembatalan UU TNI menjadi salah satu dari tiga tuntutan besar yang diusung mereka, di mana tuntutan lainnya adalah meminta pemerintah lebih melibatkan masyarakat dalam setiap kebijakan.

Meskipun aksi demonstrasi di berbagai lokasi di seluruh Indonesia berlangsung dengan intensitas yang tinggi, mahasiswa dan masyarakat sipil tetap mengedepankan prinsip damai dan berusaha menyampaikan aspirasi mereka secara tertib. Ini menunjukkan betapa pentingnya suara rakyat dalam menentukan nasib bangsa.

Sekian uraian detail mengenai demontrasi besarbesaran menolak uu tni merebak di seluruh nusantara inilah rangkuman kejadian yang saya paparkan melalui politik, sosial, militer, isu kontemporer, demonstrasi Jangan lupa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selalu berpikir positif dan jaga kondisi tubuh. bagikan kepada teman-temanmu. semoga Anda menemukan artikel lain yang menarik. Terima kasih.

Special Ads
© Copyright 2024 - Zulfa's Journey: Sharing Stories & Insights
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads