• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Dari Orde Baru ke Tradisi Sehari-hari: Asal Usul THR Lebaran di Indonesia

img

Zulfa.biz.id Dengan izin Allah semoga kita selalu diberkati. Sekarang saya akan mengupas tuntas isu seputar Sejarah, Budaya, Tradisi, Ekonomi, Sosial. Artikel Yang Mengulas Sejarah, Budaya, Tradisi, Ekonomi, Sosial Dari Orde Baru ke Tradisi Seharihari Asal Usul THR Lebaran di Indonesia Pastikan kalian menyimak seluruh isi artikel ini ya.

Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi tradisi yang dinantikan oleh para pekerja di Indonesia setiap menjelang Lebaran. Hal ini berawal pada tahun 1951 ketika pemerintahan Perdana Menteri Soekiman Wirjosandjojo mulai memberlakukan kebijakan ini untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sejak saat itu, THR menjadi bagian penting dalam budaya kerja di Indonesia.

Pada awal kemunculannya, THR dikenal dengan istilah “Hadiah Lebaran”. Setiap perusahaan diwajibkan memberikan hadiah tersebut kepada karyawannya sebesar seperdua-belas dari upah. Namun, seiring berjalannya waktu, para buruh mulai meminta agar tunjangan mereka setara dengan para PNS. Akhirnya, pada tahun 1956, pemerintah memastikan adanya aturan yang mengatur pemberian Hadiah Lebaran ini.

Di tahun 1961, aturan itu diperkuat dengan mewajibkan pemberian THR kepada pekerja yang telah bekerja minimal tiga bulan. Satu hal yang mencolok dalam praktik THR adalah kebiasaan memberikan uang baru, yang memberikan kesan spesial bagi penerima. Uang baru tersebut menambah rasa kegembiraan saat merayakan Lebaran.

Istilah Hadiah Lebaran kemudian berubah menjadi Tunjangan Hari Raya pada tahun 1994 setelah diresmikan oleh Menteri Ketenagakerjaan. Sejak saat itu, THR menjadi istilah yang umum digunakan dan diatur dalam kewajiban pemberiannya bagi pekerja swasta. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah semakin menghargai kontribusi pekerja, terutama menjelang hari raya penting seperti Idulfitri.

Di dunia bisnis, selain pemberian THR, banyak perusahaan yang memilih untuk memberikan hampers Lebaran sebagai bentuk penghargaan kepada karyawan, pelanggan, dan klien. Tradisi ini menguatkan ikatan sosial dan juga memberikan nilai tambah bagi hubungan antara perusahaan dan orang-orang yang memiliki hubungan dengan mereka.

Selain itu, masyarakat umum juga ikut serta dalam tradisi memberikan THR kepada sanak saudara sebagai bentuk “salam tempel”. Ini adalah cara untuk berbagi kebahagiaan di hari yang istimewa dan menjalin hubungan baik antar anggota keluarga. Hal ini telah menjadi bagian dari cara masyarakat berkumpul dan merayakan kebersamaan dengan orang terdekat.

PNS sendiri mendapatkan tunjangan dalam bentuk uang persekot atau pinjaman, yang nantinya akan dikembalikan melalui pemotongan gaji di bulan-bulan berikutnya. Ini menjadi salah satu cara agar PNS tetap dapat merasakan kemeriahan Lebaran meskipun di sisi lain, ada juga kemandekan dalam financial planning mereka.

Peraturan THR terus diperbarui, terutama dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa THR harus diberikan kepada pekerja yang telah bekerja minimal satu bulan. Pemberian THR mulai dihitung secara proporsional, sehingga semakin banyak pekerja yang dapat merasakan manfaat dari kebijakan ini.

Penting untuk dicatat bahwa THR tidak muncul begitu saja tanpa proses. Kebijakan ini adalah hasil dari perjuangan dan aspirasi banyak pekerja selama bertahun-tahun. Sebagai bagian dari budaya kerja di Indonesia, THR telah menjadi simbol penghargaan dan perhatian terhadap kesejahteraan pekerja, menandakan hamparan kerja keras dan dedikasi mereka sepanjang tahun.

Seiring berjalannya waktu, THR tidak hanya menjadi sekadar tunjangan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas masyarakat Indonesia saat merayakan hari raya. Melalui THR, pekerjaan dan keluarga menjadi saling terhubung dalam momen-momen yang penuh kebahagiaan. Dengan tradisi yang terus berlangsung, diharapkan THR akan tetap ada dan berkembang demi kesejahteraan pekerja Indonesia.

Begitulah uraian lengkap dari orde baru ke tradisi seharihari asal usul thr lebaran di indonesia yang telah saya sampaikan melalui sejarah, budaya, tradisi, ekonomi, sosial Terima kasih atas antusiasme Anda dalam membaca cari inspirasi baru dan perhatikan pola makan sehat. Ayo bagikan kepada teman-teman yang ingin tahu. semoga artikel lainnya juga bermanfaat. Sampai jumpa.

Special Ads
© Copyright 2024 - Zulfa's Journey: Sharing Stories & Insights
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads