• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Bahaya Tersembunyi: 7 Dampak Mengkhawatirkan dari Kelebihan Memanjakan Anak yang Harus Diketahui!

img

Zulfa.biz.id Hai semoga hatimu selalu tenang. Di Sini saya ingin berbagi pandangan tentang Keluarga, Parenting, Psikologi Anak, Pendidikan, Kesehatan Mental yang menarik. Konten Yang Mendalami Keluarga, Parenting, Psikologi Anak, Pendidikan, Kesehatan Mental Bahaya Tersembunyi 7 Dampak Mengkhawatirkan dari Kelebihan Memanjakan Anak yang Harus Diketahui Mari kita bahas tuntas hingga bagian penutup tulisan.

Memanjakan anak adalah perdebatan yang sering dibahas di kalangan orang tua. Menurut Lauren Silvers, seorang psikolog anak berlisensi dari Florida, memanjakan anak tidak sekadar tentang memberikan cinta dan perhatian, tetapi juga mencakup keputusan yang cermat dalam cara kita mendidik mereka. Di sini, kita perlu memahami bahwa ada perbedaan antara memberikan perhatian yang memadai dan memanjakan secara berlebihan.

Anak yang selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa usaha atau penundaan dapat menghadapi berbagai konsekuensi di masa depan. Hal ini bisa menyebabkan kurangnya kedewasaan emosional dan ketidakmampuan untuk menghadapi akibat dari tindakan mereka. Memanjakan anak tidak hanya melibatkan banyak barang materi, tetapi juga minimnya batasan dan disiplin yang tegas.

Dan Kindlon, seorang psikolog klinis, mengungkapkan bahwa anak-anak yang dimanjakan terlalu banyak beresiko mengembangkan sifat egois, kurangnya kontrol diri, kecemasan, dan bahkan depresi. Sebagai orang tua, tentunya semua ingin memberikan yang terbaik bagi anak, menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan. Namun, tanpa adanya batasan yang jelas, anak-anak yang dimanjakan cenderung menunjukkan perilaku negatif seperti pembangkangan.

Fenomena ini bisa sangat terlihat ketika anak selalu memperoleh apa yang mereka inginkan tanpa perlu berbagi dengan orang lain. Misalnya, seorang anak yang tidak diajarkan untuk berbagi mainan mereka mungkin akan kesulitan saat bermain dengan teman-temannya, yang mengharapkan kerjasama dan sikap saling berbagi. Ketidakmampuan ini menyebabkan mereka tumbuh menjadi kurang mandiri.

Brenda Scottsdale, seorang psikolog berlisensi lainnya, menambahkan bahwa anak yang dimanjakan akan terlalu bergantung kepada orang tua mereka. Contohnya, jika seorang anak selalu diberikan mainan baru tanpa harus merawat mainan lama mereka, maka mereka mungkin tidak akan menghargai milik mereka dan cenderung merusaknya, karena menyadari bahwa mereka akan mendapatkan yang baru.

Ketika anak-anak tidak diajarkan bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan rumah mereka sendiri dan selalu dibantu, mereka akan kesulitan di kemudian hari saat harus menghadapi ujian atau tugas tanpa bantuan. Dalam konteks tersebut, anak-anak yang terlalu dimanjakan sering kali menunjukkan sifat egois dan kurang peka terhadap perasaan orang lain.

Orangtua yang melindungi anak dari kekecewaan atau kegagalan mungkin tanpa sadar menghalangi mereka untuk belajar menghadapi berbagai situasi sulit. Proses membesarkan anak adalah perjalanan yang penuh tantangan dan kebahagiaan. Jika anak tidak belajar tentang tanggung jawab sedari kecil, mereka mungkin menganggap bahwa segala sesuatunya akan diatur oleh orang lain, sehingga tidak merasa perlu untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Misalnya, anak yang selalu menjadi prioritas dalam segala hal mungkin tidak akan menyadari pentingnya berbagi atau menunggu giliran. Hal ini dapat berdampak pada hubungan sosial mereka di masa yang akan datang, menyebabkan mereka mudah frustrasi atau menyerah ketika dihadapkan pada tantangan yang tidak biasa mereka hadapi.

Ketika pemanjaan berlebihan tidak diimbangi dengan batasan yang sehat, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan anak secara negatif. Mereka mungkin kesulitan dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang tua. Lebih jauh lagi, mereka akan menganggap kebutuhan dan keinginan mereka jauh lebih penting dibandingkan dengan orang lain, sehingga sulit untuk berempati atau bekerja sama dalam suatu tim.

Anak-anak yang selalu diizinkan untuk menang dalam permainan, misalnya, akan kesulitan menerima kekalahan ketika bermain dengan teman-teman sebayanya. Ketergantungan yang tinggi kepada orang tua dalam membuat keputusan dapat menghambat perkembangan kemandirian mereka, mempersulit mereka untuk berfungsi secara efektif di luar konteks keluarga.

Untuk itu, meskipun membesarkan anak adalah tantangan tersendiri, dengan menghentikan pemanjaan yang berlebihan dan mengajarkan nilai-nilai penting sejak dini, kita bisa membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan peduli kepada sekitar. Mari kita menjadi lebih bijaksana dalam mencintai anak-anak kita, tidak hanya dengan memberikan segalanya, tetapi dengan bimbingan yang mendorong mereka menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Itulah pembahasan mengenai bahaya tersembunyi 7 dampak mengkhawatirkan dari kelebihan memanjakan anak yang harus diketahui yang sudah saya paparkan dalam keluarga, parenting, psikologi anak, pendidikan, kesehatan mental Saya harap Anda menemukan sesuatu yang berguna di sini selalu berinovasi dalam pembelajaran dan jaga kesehatan kognitif. Bantu sebarkan pesan ini dengan membagikannya. Terima kasih telah membaca

Special Ads
© Copyright 2024 - Zulfa's Journey: Sharing Stories & Insights
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads